Beberapa
minggu belakangan ini, marak aksi demo untuk menolak kenaikan BBM. Dari
Mahasiswa ataupun masyarakat biasa turun kejalan menolak kenaikan BBM. Akhirnya
per tanggal 1 April 2012 kenaikan harga BBM ditunda samapai 6 bulan kedepan.
Jika selama 6 bulan itu kondisinya memang harus menaikkan harga BBM, maka
perintah dengan terpaksa harus melakukannya. Semoga apapun keputusannya nanti,
tetap berpihak kepada masyarakat.
Saya
pribadi sebenarnya tidak setuju dengan kenaikan harga BBM ini, karena
saya berangkat kuliah menggunakan kendaraan roda dua yang menggunakan
bahan bakar jenis premium. Paling tidak 3 hari sekali isi bensin. Tidak
terbayang jika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan melihat disini
saya belum mempunyai pendapatan yang tetap sebagai mahasiswa. Selain
itu juga, kenaikan harga BBM pasti berimbas pada harga-harga lainnya
seperti harga sembako, tarif angkutan umum, dan lain-lain tetapi tidak
didukung dengan pendapatan / gaji pada karyawan maupun buruh. Harga
sembako pun sejak isu kenaikan harga BBM langsung melambung dan meskipun
pada tanggal 1 April lalu batal dinaikkan, harga sembako masih diatas
normal.
Sikap
kita semestinya mendukung kebijakan pemerintah, karena jika pemerintah
sudah memutuskan, kita tidak bisa mengubah keputusan tersebut pada saat
itu juga. Sekiranya harga BBM bersubsidi benar-benar mengalami kenaikan
seperti tahun 2008, maka nominal harga per liter disesuaikan dengan
pendapatan orang-orang miskin di negeri ini.
Pada
akhir-akhir ini juga, pemerintah mengajukan opsi pembatasan BBM
bersubsidi bagi mobil pribadi. Hal ini masih sebatas wancana yang
kabarnya akan di tetapkan pada 1 Mei mendatang sebagai pengganti dari
menaikkan harga BBM bersubsidi yang batal dilakukan. Harga BBM
bersubsidi sejatinya mengikuti harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak
dunia yang melampaui batas misalnya, hal tersebut mengakibatkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan mengalami perubahan
dari perkiraan. Opsi pembatasan kendaraan pribadi 1500 cc keatas akan
dilarang menggunakan premium. Kalau opsi ini saya setuju, karena
meskipun jumlah kendaraan roda dua lebih banyak, tetapi dalam penggunaan
premium untuk 1 kendaraan roda empat saja lebih membutuhkan bensin
sekian liter lebih banyak dibandingkan motor. Dengan kata lain,
penggunaan bensin untuk mobil lebih besar dari penggunaan bensin untuk
motor. Kita lihat saja nanti apakah opsi kendaraan pribadi di atas 1500
cc dilarang menggunakan premium akan diputuskan oleh pemerintah atau
mungkin pemerintah mempunyai opsi lain untuk menghemat anggaran belanja.
Berikut
adalah beberapa tips yang bisa digunakan untuk menghadapi kenaikan harga BBM
dan barang kebutuhan pokok:
- HEMAT !! – Mulailah bijaksana dalam penggunaan BBM
- Divergensi bahan makanan -- Divergensi ini bertujuan supaya ketergantungan pada satu sumber makanan pokok yang harganya melambung saat kenaikan harga bbm bisa dikurangi, harga umbi-umbian di Indonesia bisa dikatakan relatif lebih rendah dibandingkan harga beras dengan demikian penghematan di bagian konsumsi makanan pokok bisa diaplikasikan.
- Mengurangi perlahan-lahan konsumsi bahan-bahan makanan yang harganya rentan naik dalam waktu singkat dan rasio kenaikkannya cukup tinggi, misal gula, cabai, dan minyak goreng. Selain untuk penghematan, mengurangi konsumsi minyak goreng atau gula juga bagus untuk menjaga kesehatan karena minyak adalah bahan kimia yang mengandung lemak kolesterol, senyawa yang menjadi penyebab penyakit jantung dan gula adalah salah satu penyebab penyakit diabetes.
- Kurangi kebiasaan konsumtif atau yang mengarah pada konsumerisme, mungkin contoh paling mudah adalah bagi perokok berat.
Banyak
sekali tips dan cara berhemat atau menyesuaikan pengeluaran dalam situasi
kenaikan harga tergantung pada pola hidup masing-masing individu. Cara diatas
hanyalah salah satu cara sederhana saja dalam menyikapi kenaikan harga barang
apabila terjadi kenaikan harga pada BBM.
0 komentar:
Posting Komentar